WANITA SINGLE VS ANAK-ANAK

Friday, May 23, 2008 | | |



Bahagia rasanya bisa memeluk dan menciumi kurcaci-kurcaci kecil itu sewaktu datang ke rumah hari ini. Baunya yang harum dan tawa renyahnya yang lucu membuat penat kerja seharian di kantor menguap pergi.

Yang masih bayi dan hanya bisa mengulum jari berceloteh bahasa hutan.




“Au…Au..ow..ow…moo..mo…”.




Bau tubuhnya yang harum bisa tercium dari pintu masuk.

Yang sudah bisa berjalan dan bertanya kenapa begini-kenapa begitu, berlarian berputar-putar di ruang tamu. Sejenak mendatangi saya dan bergelayut manja di paha saya.

“Tate, kenapa tate belum mandi?” tanya si Farel. Saya tersenyum. Menyandarkan tas di kaki sofa dan menggendong farel. Belum lima menit acara cium pipi tembam si Farel berlangsung, terdengar teriakan nyaring dari bawah kaki.

“Tate…tasnya jatuh!!!” teriak Aldy

WHAAAAAAAT? Oh my God! Hp dan notebook-ku!!!!!!!

“Raditya tuh yang jatuhin!” tuding si Aldy. Raditya yang berbadan tambun berteriak menyangkal. Mereka berdua saling bergumul. Saya menyelamatkan tas. Si ibu-ibu melerai mereka berdua. Tangis terdengar disusul teriakan nyaring dari para ibu.

AAAAARRRRGGGHHHHHHHHH….!!!!!!!!!!

Awalnya senang, rumah jadi meriah. Tapi lama kelamaan mereka mulai bikin ulah. Belum lagi suara teriakan dan omelan anak dan para mama yang sama2 nyaring. Acara Selamatan tidak menjadi selamat dengan keriuhan mereka.

Tapi, namanya juga anak-anak. Mereka belum mengerti betapa pentingnya sebuah tas dan isinya. Belum tahu bahwa bertengkar itu bisa mengganggu orang lain. Makanya, kalau ada 2 orang dewasa yang masih saja bertengkar karena sesuatu yang sepele, kita menyebutnya, childest banget. Apalagi kalau ibu2 bertengkar karena anak yang bertengkar, itu berarti ibu dan anak sama-sama kekanakan.

Anak-anak bukan computer yang menurut saja dengan apa yang kita perintahkan. Bukan juga handphone yang bisa diam ketika kita menekan tombol off. Pada saat-saat tertentu, kita berharap mereka menghilang agar kita bisa kembali tenang. Tetapi banyak waktu-waktu kita merindukan mereka. Ketika kita duduk sendirian di rumah, kita butuh untuk diganggu. Butuh ‘dia’ yang meminta perhatian kita. Karena computer tidak bisa menyangkal, berdebat dan mencium pipi kita dan berkata “Tate cantik hari ini…” dan bertanya kenapa tantenya belum mandi. Keponakan bisa melakukan itu semua, meskipun mereka juga membawa sejuta kekacauan.

I miss u boys…please, come again soon!
teruntuk keponakan's tercinta : M. Fahmi Attanaya, Raditya Surya Permana dan Farrel Surya Permana
wrote by nune

0 comments: