Baby-Sitter, Apakah Ibu-ku ?

Monday, June 2, 2008 | Labels: | |

Pagi – pagi sekali seorang baby-sitter memandikan si kecil (baca : anak majikannya), bahkan sebelumnya harus membangunkan si kecil dan merapikan tempat tidur, bahkan harus membersihakan dan menjemur kasur bila si kecil ngompol semalam. Menyiapakan pakaian untuk dipakai berangkat sekolah, menyiapakan tas dan peralatan belajar, membuat bekal dan memasukkannya ke dalam tas. Memilihkan sepatu dan kaus kaki yang cocok. Mengantarkan kesekolah dengan naik mobil milik majikannya yang disopiri oleh tukang sopir majikannya pula. Menemani si kecil di sekolah, dari pagi hingga siang. Menemaninya saat istirahat untuk makan bekal yang sudah dibawa dari rumah.

Dirumah, membuatkan makan siang, menemani si kecil menonton TV, main mainan hingga kepayahan. Menemani si kecil untuk tidur siang. Kemudian memandikan si kecil, menggantikan pakaiannya, menemaninya jalan – jalan disore hari sambil mengawasi si kecil main sepeda di sekitar rumah. Bahkan ketika mau tidur malam, seorang baby-sitter menemani si kecil sambil mendendangkan dongeng – dongeng yang pernah ia dengar dari cerita emak-nya dikampung untuk membuat si kecil cepat tertidur. Rutinitas seorang baby-sitter.

Baby-sitter, digaji untuk menjaga si kecil hampir selama 24 jam, untuk memandidakan si kecil, mengantarkan ke sekolah, menemaininya bermain dan sebagainya. Wajar, untuk itu mereka dibayar. Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka kerjakan.

Diamanakah peranan orang tua, terutama seorang ibu, apakah hanya melahirkan, menyusui, memberi uang saku, membelikan baju dan mainan, dan menyuruh baby-sitter-nya untuk selalu mengawasi si kecil, sementara sang ibu sibuk dengan rutinitas pekerjaannya, sibuk dengan bisnis yang ia kelola, sibuk ketemu dengan klien hingga jarang ada di rumah, bahkan sedikit sekali waktu untuk menemani si kecil. Dengan dalih untuk kebahagian si kecil mereka bekerja membanting tulang hingga tak kenal waktu.

Sendainya jika si kecil boleh berkata

“Bi, siapa sih ibu-ku, Mama atau Bi Ijah?”

“Kok, tiap hari Bi Ijah yang nemanin Adik main, nganterin Adik ke sekolah, bahkan nemanin Adik tidur sambil baca dongeng”

“Kemana Mama ya, Bi?”

“Apa Bi Ijah, Ibu Adik”

“Terus, Mama itu siapanya Adik?”

Jangan salahkan anak anda jika dia lebih senang berada di dekat baby-sitter dari pada di pelukan anda, jangan aneh jika anak anda ketika berteriak ketakutan sambil nangis di sebuah supermarket, dan memanggil – manggil nama baby-sitter, bukan nama anda. Jangan pernah sakit hati jika anak anda lebih suka makan disuapin sama baby-sitter. Jangan salahkan ketika anda ingin menemaninya tidur, ia malah merengek – rengek minta di temani baby-sitter-nya, karena ingin mendengar kidung dongeng darinya.

Bukan sepenuhnya tugas seorang ibu beralih ke seorang baby-sitter, luangkan waktu anda untuk menemani si kecil, lakukan sendiri kegiatan atau pekerjaan yang berhubungan langsung dengan anak anda. Posisikan baby-sitter untuk membantu pekerjaan anda, hanya membantu, bukan menyerahkan sepenuhnya tugas tersebut kepada baby-sitter. Kesibukan kerja bukanlah halangan untuk menemani anak anda. Sesekali temani mereka ke sekolah, temani mereka saat tidur, bacakan dongeng yang dia sukai. Ketulusan hati dan kasih sayang seorang ibu jauh lebih besar bisa dirasakan dan diterima dari pada seorang baby-sitter. Benang merah, hubungan kontak batin lebih kuat anatara ibu dan anak.